Teknik Budidaya Kentang dengan pupuk hayati MiG‐6
PLUS
Syarat pertumbuhan
Iklim
Curah hujan rata ‐rata 1500 mm/tahun, lama penyinaran 9‐10 jam/hari, suhu optimal 18‐21 °C,
kelembaban 80‐ 90% dan ketinggian antara 1.000‐3.000 m dpl.
2.2. Media Tanam
Struktur remah, gembur, banyak mengandung bahan organik, berdrainase baik dan memiliki
lapisan olah yang dalam dan pH antara 5,8‐7,0.
Teknis budidaya
Pembibitan
‐ Umbi bibit berasal dari umbi produksi berbobot 30‐50 gram, umur 150 ‐180 hari, tidak cacat,
dan varitas unggul. Pilih umbi berukuran sedang, memiliki 3‐5 mata tunas dan hanya sampai
generasi keempat saja. Setelah tunas + 2 cm, siap ditanam.
‐ Bila bibit membeli (usahakan bibit yang bersertifikat), berat antara 30‐45 gram dengan 3‐5
mata tunas. Penanaman dapat dilakukan tanpa/dengan pembelahan. Pemotongan umbi
dilakukan menjadi 2‐4 potong menurut mata tunas yang ada.
Pengolahan Media Tanam
Lahan dibajak sedalam 30‐40 cm dan biarkan selama 2 minggu sebelum dibuat bedengan
dengan lebar 70 cm (1 jalur tanaman)/140 cm (2 jalur tanaman), tinggi 30 cm dan buat saluran
pembuangan air sedalam 50 cm dan lebar 50 cm.
Berikan pupuk kandang 10 ton/ha (dicampur pada tanah bedengan atau diberikan pada lubang
tanam), Kemudian semprotkan dengan larutan MiG‐6PLUS merata pada permukaan bedengan,
Tahap ini dibutuhkan 2 liter MiG‐6PLUS per hektar. Kemudian biarkan selama 3 – 5 hari.
Teknik Penanaman
Pemupukan dasar : urea (100 kg/ha), SP 36 (80 kg/ha) diberikan sebelum tanam pada sekitar
titik ‐titik penanaman.
Cara Penanaman
Jarak tanaman tergantung varietas, 80 cm x 40 cm atau 70 x 30 cm dengan kebutuhan bibit +
1.300‐ 1.700 kg/ha (bobot umbi 30‐ 45 gr).
Waktu tanam diakhir musim hujan (April‐Juni).
Pemeliharaan Tanaman
Penyiangan
Penyiangan dilakukan minimal dua kali selama masa penanaman 2‐3 hari sebelum/bersamaan
dengan pemupukan susulan dan penggemburan.
Pemangkasan Bunga
Pada varietas kentang yang berbunga sebaiknya dipangkas untuk mencegah terganggunya
proses pembentukan umbi, karena terjadi perebutan unsur hara.
Pemupukan Susulan
• Pupuk Makro (sekitar 3 – 5 minggu) : Urea/ZA: 100 kg/ha, SP ‐36: 80 kg/ha, KCl: 100
kg/ha.Pupuk makro diberikan jarak 10 cm dari batang tanaman.
• Pupuk hayati MiG‐6 PLUS : pada umur 3 minggu dan 6 minggu setelah tanam masing ‐
masing 2 liter per hektar.
Pengairan
Pengairan 7 hari sekali secara rutin dengan di gembor, Power Sprayer atau dengan mengairi
selokan sampai areal lembab (sekitar 15‐20 menit).
Hama dan Penyakit
Hama
Ulat grayak (Spodoptera litura)
Gejala: ulat menyerang daun hingga habis daunnya. Pengendalian: (1) memangkas daun yang
telah ditempeli telur; sanitasi lingkungan.
Kutu daun (Aphis Sp)
Gejala: kutu daun menghisap cairan dan menginfeksi tanaman, juga dapat menularkan virus.
Pengendalian: memotong dan membakar daun yang terinfeksi.
Orong‐orong (Gryllotalpa Sp)
Gejala: menyerang umbi di kebun, akar, tunas muda dan tanaman muda. Akibatnya tanaman
menjadi peka terhadap infeksi bakteri.
Hama penggerek umbi (Phtorimae poerculella Zael)
Gejala: daun berwarna merah tua dan terlihat jalinan seperti benang berwarna kelabu yang
merupakan materi pembungkus ulat. Umbi yang terserang bila dibelah, terlihat lubang ‐lubang
karena sebagian umbi telah dimakan.
Hama trip ( Thrips tabaci )
Gejala: pada daun terdapat bercak ‐bercak berwarna putih, berubah menjadi abu ‐abu perak dan
mengering. Serangan dimulai dari ujung‐ujung daun yang masih muda. Pengendalian:
memangkas bagian daun yang terserang.
Penyakit
Penyakit busuk daun
Penyebab: jamur Phytopthora infestans. Gejala: timbul bercak ‐bercak kecil berwarna hijau
kelabu dan agak basah hingga warnanya berubah menjadi coklat sampai hitam dengan bagian
tepi berwarna putih yang merupakan sporangium dan daun membusuk/mati. Pengendalian:
sanitasi kebun.
Penyakit layu bakteri
Penyebab: bakteri Pseudomonas solanacearum. Gejala: beberapa daun muda pada pucuk
tanaman layu dan daun tua, daun bagian bawah menguning. Pengendalian: sanitasi kebun,
pergiliran tanaman. Pencegahan : menggunaan pupuk hayati MiG‐ 6
PLUS
sebelum tanam .
Penyakit busuk umbi
Penyebab: jamur Colleotrichum coccodes. Gejala: daun menguning dan menggulung, lalu layu
dan kering. Bagian tanaman yang berada dalam tanah terdapat bercak ‐bercak berwarna coklat.
Infeksi akan menyebabkan akar dan umbi muda busuk. Pengendalian: pergiliran tanaman ,
sanitasi kebun dan penggunaan bibit yang baik.
Pencegahan : menggunaan pupuk hayati MiG‐6
PLUS
sebelum tanam dan saat pemeliharaan .
Penyakit fusarium
Penyebab: jamur Fusarium sp. Gejala: busuk umbi yang menyebabkan tanaman layu. Penyakit
ini juga menyerang kentang di gudang penyimpanan. Infeksi masuk melalui luka ‐luka yang
disebabkan nematoda/faktor mekanis. Pengendalian: menghindari terjadinya luka pada saat
penyiangan dan pendangiran.
Penyakit bercak kering (Early Blight)
Penyebab: jamur Alternaria solani. Jamur hidup disisa tanaman sakit dan berkembang di daerah
kering. Gejala: daun berbercak kecil tersebar tidak teratur, warna coklat tua, meluas ke daun
muda. Permukaan kulit umbi berbercak gelap tidak beraturan, kering, berkerut dan keras.
Pengendalian: pergiliran tanaman.
Penyakit karena virus
Virus yang menyerang adalah: (1) Potato Leaf Roll Virus (PLRV) menyebabkan daun
menggulung; (2) Potato Virus X (PVX) menyebabkan mosaik laten pada daun; (3) Potato Virus Y
(PVY) menyebabkan mosaik atau nekrosis lokal; (4) Potato Virus A (PVA) menyebabkan mosaik
lunak; (5) Potato Virus M (PVM) menyebabkan mosaik menggulung; (6) Potato Virus S (PVS)
menyebabkan mosaik lemas. Gejala: akibat serangan, tanaman tumbuh kerdil, lurus dan pucat
dengan umbi kecil ‐kecil/tidak menghasilkan sama sekali; daun menguning dan jaringan mati.
Penyebaran virus dilakukan oleh peralatan pertanian, kutu daun Aphis spiraecola, A. gossypii
dan Myzus persicae, kumbang Epilachna dan Coccinella dan nematoda. Pengendalian: tidak ada
pestisida untuk mengendalikan virus, pencegahan dan pengendalian dilakukan dengan
menanam bibit bebas virus, membersihkan peralatan, memangkas dan membakar tanaman
sakit, mengendalikan vektor dengan pestisida dan melakukan pergiliran tanaman.
Panen
Umur panen pada tanaman kentang berkisar antara 90‐180 hari, tergantung varietas tanaman.
Secara fisik tanaman kentang sudah dapat dipanen jika daunnya telah berwarna kekuning ‐
kuningan yang bukan disebabkan serangan penyakit; batang tanaman telah berwarna
kekuningan (agak mengering) dan kulit umbi akan lekat sekali dengan daging umbi, kulit tidak
cepat mengelupas bila digosok dengan jari.
PLUS
Syarat pertumbuhan
Iklim
Curah hujan rata ‐rata 1500 mm/tahun, lama penyinaran 9‐10 jam/hari, suhu optimal 18‐21 °C,
kelembaban 80‐ 90% dan ketinggian antara 1.000‐3.000 m dpl.
2.2. Media Tanam
Struktur remah, gembur, banyak mengandung bahan organik, berdrainase baik dan memiliki
lapisan olah yang dalam dan pH antara 5,8‐7,0.
Teknis budidaya
Pembibitan
‐ Umbi bibit berasal dari umbi produksi berbobot 30‐50 gram, umur 150 ‐180 hari, tidak cacat,
dan varitas unggul. Pilih umbi berukuran sedang, memiliki 3‐5 mata tunas dan hanya sampai
generasi keempat saja. Setelah tunas + 2 cm, siap ditanam.
‐ Bila bibit membeli (usahakan bibit yang bersertifikat), berat antara 30‐45 gram dengan 3‐5
mata tunas. Penanaman dapat dilakukan tanpa/dengan pembelahan. Pemotongan umbi
dilakukan menjadi 2‐4 potong menurut mata tunas yang ada.
Pengolahan Media Tanam
Lahan dibajak sedalam 30‐40 cm dan biarkan selama 2 minggu sebelum dibuat bedengan
dengan lebar 70 cm (1 jalur tanaman)/140 cm (2 jalur tanaman), tinggi 30 cm dan buat saluran
pembuangan air sedalam 50 cm dan lebar 50 cm.
Berikan pupuk kandang 10 ton/ha (dicampur pada tanah bedengan atau diberikan pada lubang
tanam), Kemudian semprotkan dengan larutan MiG‐6PLUS merata pada permukaan bedengan,
Tahap ini dibutuhkan 2 liter MiG‐6PLUS per hektar. Kemudian biarkan selama 3 – 5 hari.
Teknik Penanaman
Pemupukan dasar : urea (100 kg/ha), SP 36 (80 kg/ha) diberikan sebelum tanam pada sekitar
titik ‐titik penanaman.
Cara Penanaman
Jarak tanaman tergantung varietas, 80 cm x 40 cm atau 70 x 30 cm dengan kebutuhan bibit +
1.300‐ 1.700 kg/ha (bobot umbi 30‐ 45 gr).
Waktu tanam diakhir musim hujan (April‐Juni).
Pemeliharaan Tanaman
Penyiangan
Penyiangan dilakukan minimal dua kali selama masa penanaman 2‐3 hari sebelum/bersamaan
dengan pemupukan susulan dan penggemburan.
Pemangkasan Bunga
Pada varietas kentang yang berbunga sebaiknya dipangkas untuk mencegah terganggunya
proses pembentukan umbi, karena terjadi perebutan unsur hara.
Pemupukan Susulan
• Pupuk Makro (sekitar 3 – 5 minggu) : Urea/ZA: 100 kg/ha, SP ‐36: 80 kg/ha, KCl: 100
kg/ha.Pupuk makro diberikan jarak 10 cm dari batang tanaman.
• Pupuk hayati MiG‐6 PLUS : pada umur 3 minggu dan 6 minggu setelah tanam masing ‐
masing 2 liter per hektar.
Pengairan
Pengairan 7 hari sekali secara rutin dengan di gembor, Power Sprayer atau dengan mengairi
selokan sampai areal lembab (sekitar 15‐20 menit).
Hama dan Penyakit
Hama
Ulat grayak (Spodoptera litura)
Gejala: ulat menyerang daun hingga habis daunnya. Pengendalian: (1) memangkas daun yang
telah ditempeli telur; sanitasi lingkungan.
Kutu daun (Aphis Sp)
Gejala: kutu daun menghisap cairan dan menginfeksi tanaman, juga dapat menularkan virus.
Pengendalian: memotong dan membakar daun yang terinfeksi.
Orong‐orong (Gryllotalpa Sp)
Gejala: menyerang umbi di kebun, akar, tunas muda dan tanaman muda. Akibatnya tanaman
menjadi peka terhadap infeksi bakteri.
Hama penggerek umbi (Phtorimae poerculella Zael)
Gejala: daun berwarna merah tua dan terlihat jalinan seperti benang berwarna kelabu yang
merupakan materi pembungkus ulat. Umbi yang terserang bila dibelah, terlihat lubang ‐lubang
karena sebagian umbi telah dimakan.
Hama trip ( Thrips tabaci )
Gejala: pada daun terdapat bercak ‐bercak berwarna putih, berubah menjadi abu ‐abu perak dan
mengering. Serangan dimulai dari ujung‐ujung daun yang masih muda. Pengendalian:
memangkas bagian daun yang terserang.
Penyakit
Penyakit busuk daun
Penyebab: jamur Phytopthora infestans. Gejala: timbul bercak ‐bercak kecil berwarna hijau
kelabu dan agak basah hingga warnanya berubah menjadi coklat sampai hitam dengan bagian
tepi berwarna putih yang merupakan sporangium dan daun membusuk/mati. Pengendalian:
sanitasi kebun.
Penyakit layu bakteri
Penyebab: bakteri Pseudomonas solanacearum. Gejala: beberapa daun muda pada pucuk
tanaman layu dan daun tua, daun bagian bawah menguning. Pengendalian: sanitasi kebun,
pergiliran tanaman. Pencegahan : menggunaan pupuk hayati MiG‐ 6
PLUS
sebelum tanam .
Penyakit busuk umbi
Penyebab: jamur Colleotrichum coccodes. Gejala: daun menguning dan menggulung, lalu layu
dan kering. Bagian tanaman yang berada dalam tanah terdapat bercak ‐bercak berwarna coklat.
Infeksi akan menyebabkan akar dan umbi muda busuk. Pengendalian: pergiliran tanaman ,
sanitasi kebun dan penggunaan bibit yang baik.
Pencegahan : menggunaan pupuk hayati MiG‐6
PLUS
sebelum tanam dan saat pemeliharaan .
Penyakit fusarium
Penyebab: jamur Fusarium sp. Gejala: busuk umbi yang menyebabkan tanaman layu. Penyakit
ini juga menyerang kentang di gudang penyimpanan. Infeksi masuk melalui luka ‐luka yang
disebabkan nematoda/faktor mekanis. Pengendalian: menghindari terjadinya luka pada saat
penyiangan dan pendangiran.
Penyakit bercak kering (Early Blight)
Penyebab: jamur Alternaria solani. Jamur hidup disisa tanaman sakit dan berkembang di daerah
kering. Gejala: daun berbercak kecil tersebar tidak teratur, warna coklat tua, meluas ke daun
muda. Permukaan kulit umbi berbercak gelap tidak beraturan, kering, berkerut dan keras.
Pengendalian: pergiliran tanaman.
Penyakit karena virus
Virus yang menyerang adalah: (1) Potato Leaf Roll Virus (PLRV) menyebabkan daun
menggulung; (2) Potato Virus X (PVX) menyebabkan mosaik laten pada daun; (3) Potato Virus Y
(PVY) menyebabkan mosaik atau nekrosis lokal; (4) Potato Virus A (PVA) menyebabkan mosaik
lunak; (5) Potato Virus M (PVM) menyebabkan mosaik menggulung; (6) Potato Virus S (PVS)
menyebabkan mosaik lemas. Gejala: akibat serangan, tanaman tumbuh kerdil, lurus dan pucat
dengan umbi kecil ‐kecil/tidak menghasilkan sama sekali; daun menguning dan jaringan mati.
Penyebaran virus dilakukan oleh peralatan pertanian, kutu daun Aphis spiraecola, A. gossypii
dan Myzus persicae, kumbang Epilachna dan Coccinella dan nematoda. Pengendalian: tidak ada
pestisida untuk mengendalikan virus, pencegahan dan pengendalian dilakukan dengan
menanam bibit bebas virus, membersihkan peralatan, memangkas dan membakar tanaman
sakit, mengendalikan vektor dengan pestisida dan melakukan pergiliran tanaman.
Panen
Umur panen pada tanaman kentang berkisar antara 90‐180 hari, tergantung varietas tanaman.
Secara fisik tanaman kentang sudah dapat dipanen jika daunnya telah berwarna kekuning ‐
kuningan yang bukan disebabkan serangan penyakit; batang tanaman telah berwarna
kekuningan (agak mengering) dan kulit umbi akan lekat sekali dengan daging umbi, kulit tidak
cepat mengelupas bila digosok dengan jari.
0 komentar:
Posting Komentar