PEPAYA

TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 1 / 12
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
PEPAYA
(Cacarica papaya, L)
1. SEJARAH SINGKAT
Pepaya merupakan  tanaman buah berupa herba dari famili Caricaceae yang
berasal dari Amerika Tengah dan Hindia Barat bahkan kawasan sekitar Mexsiko dan
Coasta Rica. Tanaman pepaya banyak ditanam orang, baik di daeah tropis maupun
sub tropis. di daerah-daerah basah dan kering atau di daerah-daerah dataran dan
pegunungan (sampai 1000 m dpl). Buah pepaya merupakan buah meja bermutu dan
bergizi yang tinggi.
2. JENIS TANAMAN
1) Pepaya Jantan
Pohon pepaya ini memiliki bunga majemuk yang bertangkai panjang dan
bercabang-cabang. Bunga pertama terdapat pada pangkal tangkai. Ciri-ciri bunga
jantan ialah putih/bakal buah yang rundimeter yang tidak berkepala, benang sari
tersusun dengan sempurna.
2) Pepaya Betina
Pepaya ini memiliki bunga majemuk artinya pada satu tangkai bunga terdapat
beberapa bunga. Tangkai bunganya sangat pendek dan terdapat bunga betina
kecil dan besar. Bunga yang besar akan menjadi buah. Memiliki bakal buah yang
sempurna, tetapi tidak mempunyai benang sari, biasanya terus berbunga
sepanjang tahun.
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 2 / 12
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
3) Pepaya Sempurna
Memiliki bunga yang sempurna susunannya, bakal buah dan benang sari dapat
melakukan penyerbukan sendiri maka dapat ditanam sendirian. Terdapat 3 jenis
pepaya sempurna, yaitu:
1. Berbenang sari 5 dan bakal buah bulat.
2. Berbenang sari 10 dan bakal buah lonjong.
3. Berbenang sari 2 - 10 dan bakal buah mengkerut.
Pepaya sempurna mempunyai 2 golongan:
1. Yang dapat berbunga dan berbuah sepanjang tahun.
2. Yang berbuah musiman.
Jenis pepaya yang banyak dikenal orang di Indonesia, yaitu:
1 Pepaya semangka, memiliki daging buah berwarna merah semangka, rasanya
manis.
2) Pepaya burung, warna daging buah kuning, harum baunya dan rasanya manis-asam.
3. MANFAAT TANAMAN
1) Buah masak yang  populer sebagai “buah meja”, selain untuk pencuci mulut juga
sebagai pensuplai nutrisi/gizi terutama vitamin A dan C. Buah pepaya masak yang
mudah rusak perlu diolah dijadikan makanan seperti sari pepaya, dodol pepaya.
Dalam industri makanan buah pepaya sering dijadikan bahan baku pembuatan
(pencampur) saus tomat yakni untuk penambah  cita rasa, warna dan kadar
vitamin.
2) Dalam industri makanan, akarnya dapat digunakan sebagai obat penyembuh sakit
ginjal dan kandung kencing.
3) Daunnya sebagai obat penyembuh penyakit malaria, kejang perut dan sakit
panas. Bahkan daun mudanya enak dilalap dan untuk menambah nafsu makan,
serta dapat menyembuhkan penyakit beri-beri dan untuk menyusun ransum ayam.
4) Batang buah muda dan daunnya mengandung getah putih yang berisikan enzim
pemecah protein yang disebut “papaine” sehingga dapat melunakan daging untuk
bahan kosmetik dan digunakan pada industri minuman (penjernih), industri
farmasi dan textil.
5) Bunga pepaya yang berwarna putih dapat dirangkai dan digunakan sebagai
“bunga kalung” pengganti bunga melati atau sering dibuat urap.  Batangnya dapat
dijadikan pencampur makanan ternak melalui proses pengirisan dan
pengeringanu.
4. SENTRA PENANAMAN
Di Indonesia tanaman pepaya tersebar dimana-mana bahkan telah menjadi tanaman
perkarangan. Senrta penanaman buah pepaya di Indonesia adalah daerah Jawa
barat (kabupaten Sukabumi), Jawa Timur (kabupaten Malang), Pasar Induk Kramat
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 3 / 12
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
Jati DKI, Yogyakarta (Sleman), Lampung Tengah, Sulawesi Selatan (Toraja),
Sulawesi Utara (Manado).
5. SYARAT TUMBUH
5.1. Iklim
1) Angin diperlukan untukpenyerbukan bunga. Angin yang tidakterlalu kencang
sangat cocok bagi pertumbuhan tanaman.
2) Tanaman pepaya tumbuh subur pada daerah yang memilki curah hujan 1000-2000 mm/tahun.
3) Suhu udara optimum 22-26 derajat C.
4) Kelembaban udara sekitar 40%.
5.2. Media Tanam
1) Tanah yang baik untuk tanaman pepaya adalah tanah ynag subur dan banyak
mengandung humus. Tanah itu harus banyak menahan air dan gembur.
2) Derajat keasaman tanah ( pH tanah) yang ideal adalah netral dengan pH 6-7.
3) Kandungan air dalam tanah merupakan syarat penting dalam kehidupan tanaman
ini. Air menggenang dapat mengundang penyakit jamur perusak akar hingga
tanaman layu (mati). Apabila kekeringan air, nama tamanan akan kurus, daun,
bunga dan buah rontok. Tinggi air yang ideal tidak lebih dalam daripada 50–150
cm dari permukaan tanah.
5.3. Ketinggian Tempat
Pepaya dapat ditanam di dataran rendah sampai ketinggian 700 m–1000 m dpl.
6. PEDOMAN BUDIDAYA
6.1. Pembibitan
1) Persyaratan Bibit/Benih
Sebagai bibit dipergunakan biji, meskipun pohon pepaya dapat di okulasi. Untuk
memperoleh biji bakal bibit yang baik dan murni dilakukan melalui pembijian
sendiri dengan jalan perkawinan buatan. Cara perkawinan buatan ada 2 yaitu:
a) Bunga-bunga dari tanaman betina ambil yang besar, dibungkus dengan kertas
plastik selama 2 hari, sebelumnya bunga-bunga betina membuka. Pada waktu
bunga-bunga itu membuka lakukan penyerbukan dengan bungan-bunga jantan
yang di kepyok-kepyokan di atas bunga betina. Perkawinan di lakukan hingga 3
kali.
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 4 / 12
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
b) Cari pepaya yang berbunga dan berbuah terus menerus pilihlah bunga
elongata yang terbesar yang hampir mekar dan terletak pada ujung tangkai.
Kemudian bunga tersebut dibungkus dengan kantung agar tidak diserbuki
secara alami oleh bunga lain selama 10 hari.
Biji-biji yang digunakan sebagai bibit diambil dari buah-buah yang telah masak
benar dan berasal dari pohon pilihan. Buah pilihan tersebut di belah dua untuk
diambil biji-bijinya. Biji yang dikeluarkan kemudian dicuci bersih hingga kulit yang
menyelubungi biji terbuang lalu dikeringkan ditempat yang teduh.
Biji yang segar digunakan sebagai bibit. Bibit jangan diambil dari buah yang sudah
terlalu masak/tua dan jangan dari pohon yang sudah tua.
2) Penyiapan Benih
Kebutuhan benih perhektar 60 gram (±  2000 tanaman). Benih direndam dalam
larutan fungisida benomyl dan thiram ( Benlate T) 0,5 gram/liter kemudian disemai
dalam polybag ukuran 20 x 15 cm. Media yang digunakan merupakan campuran 2
ember tanah yang di ayak ditambah 1 ember pupuk kandang yang sudah matang
dan diayak ditambah 50 gram TSP dihaluskan ditambah 29 gram curater/petrofar.
Biji-biji yang sudah dikeringkan, jika hendak ditanam harus diuji terlebih dahulu.
Caranya biji-biji, yang ditangguhkan dipergunakan sebagai bibit.
3) Teknik Penyemaian Benih
Benih dimasukan pada kedalaman 1 cm kemudian tutup dengan tanah. Disiram
setiap hari. Benih berkecambah muncul setelah 12-15 hari. Pada saat
ketinggiannya 15-20 cm atau 45-60 hari bibit siap ditanam.
Biji-biji tersebut bisa langsung ditanam/disemai lebih dahulu. Penyemaian
dilakukan 2 atau 3 bulan sebelum bibit persemaian itu dipindahkan kekebun.
4) Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Pada persemaian biji-biji ditaburkan dalam larikan (barisan ) dengan jarak 5-10
cm. Biji tidak boleh dibenam dalam-dalam, cukup sedalam biji, yakni 1 cm.
Dengan pemeliharaan yang baik, biji-biji akan tumbuh sesudah 3 minggu ditanam.
5) Pemindahan Bibit
Bibit-bibit yang sudah dewasa, siktar umur 2-3 bulan dapat dipindahkan pada
permulaan musim hujan.
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 5 / 12
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
6.2. Pengolahan Media Tanam
1) Persiapan
Lahan dibersihkan dari rumput, semak dan kotoran lain, kemudian
dicangkul/dibajak dan digemburkan.
2) Pembentukan Bedengan
Bentuk bedengan berukuran lebar 200-250 cm, tinggi 20-30 cm, panjang
secukupnya, jarak antar bedengan 60 cm. Buat lobang ukuran 50 x 50 x 40 cm di
atas bedengan, dengan jarak tanam 2 x 2,5 m.
3) Pengapuran
Apabila tanah yang akan ditanami pepaya bersifat asam (pH kurang dari 5),
setelah diberi pupuk yang matang, perlu ditambah  ±  1 kg dolomit dan biarkan 1-2
minggu.
4) Pemupukan
Sebelum diberi pupuk, tanah yang akan ditanami pepaya harus dikeringkan satu
minggu, setelah itu tutup dengan tanah campuran 3 blek pupuk kandang yang
telah matang.
6.3. Teknik Penanaman
1) Pembuatan Lubang Tanam
Untuk biji yang disemai, sebelum bibit ditanamkan bibit, terlebih dahulu harus
dibuatkan lubang tanaman. Lubang-lubang berukuran 60 x 60 x 40 cm, yang digali
secara berbaris. Selama lubang-lubang dibiarkan kosong agar memperoleh cukup
sinar matahari. Setelah itu lubang-lubang diisi dengan tanah yang telah dicampuri
dengan pupuk kandang 2-3 blek. Lubang-lubang yang ditutupi gundukan tanah
yang cembung dibiarkan 2-3 hari hingga tanah mengendap. Setelah itu baru
lubang-lubang siap ditanami. Lubang-lubang tersebut diatas dibuat 1-2 bulan
penanaman.
Apabila biji ditanam langsung ke kebun, maka lubang-lubang pertanaman harus
digali terlebih dahulu. Lubang-lubang pertanaman untuk biji-biji harus selesai ±  5
bulan sebelum musim hujan.
2) Cara Penanaman
Tiap-tiap lubang diisi dengan 3-4 buah biji. Beberapa bulan kemudian akan dapat
dilihat tanaman yang jantan dan betina atau berkelamin dua.
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 6 / 12
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
6.4. Pemeliharaan Tanaman
1) Penjarangan dan Penyulaman
Penjarangan tanaman dilakukan untuk memperoleh tanaman betina disamping
beberapa batang pohon jantan. Hal ini dilakukan pada waktu tanaman mulai
berbunga.
2) Penyiangan
Kebun pepaya sama halnya dengan kebun buah-buahan lainnya, memerlukan
penyiangan (pembuangan rumput). Kapan dan berapa kalli kebun tersebut harus
disiangi tak dapat dipastikan dengan tegas, tergantung dari keadaan.
3) Pembubunan
Kebun pepaya sama halnya dengan kebun buah-buahan lainnya, memerlukan
pendangiran tanah. Kapan dan berapa kalli kebun tersebut harus didangiri tak
dapat dipastikan dengan tegas, tergantung dari keadaan.
4) Pemupukan
Pohon pepaya memerlukan pupuk yang banyak, khususnya pupuk organik,
memberikan zat-zat makanan yang diperlukan dan dapat menjaga kelembaban
tanah. Cara pemberian pupuk:
a) Tiap minggu setelah tanam beri pupuk kimia, 50 gram ZA, 25 gram Urea, 50
gram TSP dan 25 gram KCl, dicampur dan ditanam melingkar.
b) Satu bulan kemudian lakukan pemupukan kedua dengan komposisi 75 gram
ZA, 35 gram Urea, 75 gram TSP,  dan 40 gram KCl.
c) Saat umur 3-5 bulan lakukan pemupukan ketiga  dengan komposisi 75 gram
ZA, 50 gram Urea, 75 gramTSP, 50 gram KCl.
d) Umur 6 bulan dan seterusnya 1 bulan sekali diberi pupuk dengan 100 gram ZA,
60 gram Urea, 75 gramTSP, dan 75 gram KCl.
5) Pengairan dan Penyiraman
Tanaman pepaya memerlukan cukup air tetapi tidak tahan air yang tergenang.
Maka pengairan dan pembuangan air harus diatur dengan seksama. Apalagi di
daerah yang banyak turun hujan dan bertanah liat, maka harus dibuatkan parit-parit. Pada musim kemarau, tanaman pepaya harus sering disirami.
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 7 / 12
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
7. HAMA DAN PENYAKIT
7.1. Hama
1) Kutu tanaman (Aphid).
Ciri: badan halus panjang 2-3 mm berwarna hijau, kuning atau hitam. Memiliki
sepasang tonjolan tabung pada bagian belakang perut, bersungut dan kaki
panjang. Kutu dewasa, ada yang bersayap dan tidak. Merusak tanaman dengan
cara menghisap cairan dengan pencucuk penghisap yang panjang  di bagian
mulut. Pemberantasan: tungau tungau daun diberantas dengan penyemprotan
tepung derris atau tepung belerang.
7.2. Penyakit
Penyakit yang sering merugikan tanaman pepaya adalah penyakit yang disebabkan
oleh jamur, virus mosaik, roboh semai, busuk buah,leher akar, pangkal batangdan
nematoda.
Penyaklit mati bujang diisebabkan oleh jamur Phytphthora parasitica, P. palmivora
dan Pythium aphanidermatum.  Menyerang buah dan batang pepaya. Cara
pencegahan: perawatan kebun yang baik, menjaga kebersihan, dan drainase
sedangkan penyakit busuk akar disebabkan oleh jamur  Meloidogyne incognita.
Nematoda.  Apabila lahan telah ditanami pepaya, disarankan agar tidak menanam
pepaya kembali, untuk mencegah timbulnya serangan  nematoda.  Tanaman yang
terinfeksi oleh nematoda menyebabkan daun menguning, layu dan mati.
8. PANEN
8.1. Ciri dan Umur Panen
Tanaman pepaya dapat  dipanen setelah berumur 9-12 bulan. Buah pepaya dipetik
harus pada waktu buah itu memberikan tanda-tanda kematangan: warna kulit buah
mulai menguning. Tetapi masih banyak petani yang memetiknya pada waktu buah
belum terlalu matang.
8.2. Cara Panen
Panen dilakukan dengan berbagai macam cara, pada umumnya panen/pemetikan
dilakukan denggan menggunakan “songgo” (berupa bambu yang pada ujungnya
berbentuk setengah kerucut yang berguna untuk menjaga agar buah tersebut tidak
jatuh pada saat dipetik).
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 8 / 12
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
8.3. Periode Panen
Panen dilakukan setiap 10 hari sekali.
8.4. Prakiraan Produksi
Tiap pohon kira-kira dapat menghasilkan 30 buah, bahkan sampai 150 buah. Setelah
panen pertama, pohon pepaya akan terus menerus berbuah. Tetapi sebaiknya
sesudah 4 tahun kebun itu harus dibongkar.
9. PASCAPANEN
9.1. Pengumpulan
Setelah dipanen buah diletakan disuatu tempat yang cukup, dekat dari lokasi dan
diberi alas plastik/ koran atau apa saja hingga buah terhindar dari kerusakan.
9.2. Penyortiran dan Penggolongan
Pilihlah buah secara selektif, perhatikan bentuk, warna dan ukuran. Tempatkan buah
pada kelompoknya masing-masing, misalnya: kelompok A adalah buah yang belum
masak, kelompok B buah yang sudah siap dimasak, kelompok C buah yang cacat
dan seterusnya. Sehingga akan mempermudah mengklasifikasikan.
9.3. Penyimpanan
Supaya buah itu matang petani perlu melakukan pengemposan (buah disimpan
ditempat yang mempunyai suhu yang tinggi).
9.4. Pengemasan dan Pengangkutan
Biasanya buah dikemas dengan keranjang dalam jumlah banyak yang dilapisi
kertas/kantong bekas semen untuk menghindari luka pada buah /pada peti yang juga
dilapisi dengan kantong semen dan sejenisnya, setelah itu dimasukan kedalam truk
untuk diangkut.
10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN
10.1. Analisis Usaha Budidaya
Analisis budidaya pepaya selama masa tanam 4 tahun dengan luas lahan 1 hektar di
daerah Bogor tahun 1999.
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 9 / 12
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
1) Biaya produksi
1. Sewa lahan 1 ha selama 4 tahun  Rp.    8.000.000,-2. Bibit 2.000 pohon @ Rp. 300,- Rp.       600.000,-3. Pupuk
- Pupuk kandang 500 karung @ Rp. 1.500,-Tahun ke-1 Rp.       750.000,-Tahun ke-2 s/d ke-4 @ Rp. 3.000.000,- Rp.    9.000.000,-- NPK 2000 pohon @ Rp. 4.000,-Tahun ke-1  Rp.       240.000,-Tahun ke-2 s/d ke-4 @ Rp. 8.000.000,- Rp.  24.000.000,-- Tatal Tanduk 2.000 kg @ Rp. 400,-Tahun ke-3 dan ke-4 @ Rp. 800.000,- Rp.    1.600.000,-- Pengangkutan tahun ke 1 s/d ke-4 @ Rp. 70.000,- Rp..      280.000,-4. Pestisida
- Dithene 2 liter/tahun @ Rp. 88.600,- Rp.       708.800,-5. Peralatan
- Cangkul 5 buah @ Rp. 10.000,- Rp.         50.000,-- Koret 5 buah @ Rp. 5.000,- Rp.         25.000,-- Arit 5 buah @ Rp. 5.000,- Rp.         25.000,-6. Pemeliharaan
- Pemupukan 10 HKP/tahun @ Rp. 7.500,- Rp.       300.000,-- Pengendalian HPT 4 HKP/tahun @ Rp. 7.500,- Rp.       120.000,-- Penyiangan rumput 30 HKW /tahun @ Rp. 5000,- Rp.       600.000,-- Pembubunan 50 HKP/tahun, @ Rp. 7.500,- (th ke-2s/d ke4) Rp.    1.125.000,-7. Tenaga kerja
- Pengolahan lahan 30 HKP @ Rp. 7.500,- Rp.       225.000,-- Pembuatan lubang tanam 200 HKP @ Rp. 7.500,- Rp.    1.500.000,-- Penanaman 10 HKP @ Rp. 7.500,- Rp.         75.000,-- Lain-lain 10 HKP/tahun @ Rp. 7.500,- Rp.       300.000,-8. Panen dan pascapanen
- Panen 75 HKP. @ Rp. 7.500,-Tahun Ke-1  Rp.         45.000,-Tahun ke-2 s/d ke-4 @ Rp. 562.500,- Rp.    2.250.000,-- Biaya lain @ Rp. 150.000,-/tahun Rp.       600.000,-Total biaya produksi Rp.  52.418.800,-2) Pendapatan
1. Tahun ke-1, 6.000 kg @ Rp. 700,- Rp.    4.200.000,-2. Tahun ke-2, 45.000 kg @ Rp. 700,- Rp.  31.500.000,-3. Tahun ke-3, 45.000 kg @ Rp. 700,- Rp.  31.500.000,-4. Tahun ke-4, 45.000 kg @ Rp. 700,- Rp.  31.500.000,-Total Pendapatan selama 4 tahun  Rp.  98.700.000,-3) Keuntungan
1. Keuntungan selama 4 tahun  Rp.  46.281.200,-2. Keuntungan rata-rata per tahun Rp.  11.570.300,-
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 10 / 12
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
4) Parameter kelayakan usaha
1. B/C ratio = 1,88
10.2. Gambaran Peluang Agribisnis
Selama periode 1989-1991, ekspor pepaya Indonesia masih berfluktuasi. Prospek
ekspor pepaya ke pasar dunia sesungguhnya cukup cerah, terutama untuk melayani
permintaan Inggris, Perancis, Jerman, Belanda, Swedia, yang mencapai 1000 ton
per tahun.
11. STANDAR PRODUKSI
11.1. Ruang Lingkup
Standar ini meliputi  diskripsi, klasifikasi dan syarat mutu, cara pengambilan contoh,
cara uji, cara pengemasan.
11.2. Diskripsi
Standar buah pepaya sesuai dengan Standar Nasional Indonesia SNI 01–4230–
1996.
11.3. Klasifikasi dan Standar Mutu
Pepaya malang segar digolongkan dalam 4 ukuran yaitu kelas A, B, C dan D
berdasarkan berat tiap buah, yang masing masing digolongkan dalam 3 jenis mutu.
Kelas A : Berat per buah 2,5 kg – 3,0 kg
Kelas B : Berat per buah 1,8 kg – 2,4 kg
Kelas C : Berat per buah 1,5 kg – 1,7 kg
Kelas D : Berat per buah < 1,5 kg atau > 3 kg
Kriteria dalam menentukan jenis mutu buah pepaya Malang segar dinilai dari tingkat
ketuaan dimana jumlah strip berwarna jingga pada permukaan kulit buah yang
berwarna hijau botol saat dipanen, kebenaran kultivar. Keseragaman ukuran berat,
tingkat kerusakan, kebusukan dan kadar kotoran serta tingkat kesegaran.
a) Tingkat ketuaan warna kulit (jumlah strip warna jingga): Mutu I 3 strip, Mutu II 2-3
strip, Mutu III 1 strip.
b) Kebenaran kulrivar : mutu I benar 97%, mutu II benar 95% , Mutu III benar 90%
c) Keseragaman ukuran berat: mutu I seragam 97%, mutu II seragam 95%, mutu III
seragam 90%.
d) Keseragaman ukuran bentuk: mutu I seragam 97%, mutu II seragam 95%, mutu III
seragam 90%.
e) Buah cacat dan busuk : mutu I 0%, mutu II 0%, mutu III 0%
f) Kadar kotor: mutu I 0%, mutu II 0%, mutu III 0%
g) Serangga hidup/mati: mutu I 0%, mutu II 0%, mutu III 0%.
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 11 / 12
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
h) Tingkat kesegaran: mutu I segar 100%, mutu II segar < 25%, mutu III segar > 25%
11.4. Pengambilan Contoh
Satu partai buah Pepaya Malang Segar terdiri dari maksimum 1000 kemasan, contoh
diambil secara acak.
a) Jumlah kemasan dalam partai/lot 1 s/d 5: contoh yang diambil semua
b) Jumlah kemasan dalam partai/lot 6 s/d 100: contoh yang diambil sekurang-kurangnya 5
c) Jumlah kemasan dalam partai/lot 101 s/d 300: contoh yang diambil sekurang-kurangnya 7
d) Jumlah kemasan dalam partai/lot 301 s/d 500: contoh yang diambil sekurang-kurangnya 9
e) Jumlah kemasan dalam partai/lot 501 s/d 1000: contoh yang diambil sekurang-kurangnya 10
Dari kemasan yang dipilih secara acak diambil sekurang-kurangnya 3 buah pepaya
kemudian dicampur. Dari jumlah buah yang terkumpul kemudian diambil secara acak
contoh sekurang-kurangnya 5 buah untuk diuji.
Petugas pengambil contoh adalah orang yang telah berpengalaman atau dilatih
terlebih dahulu dan mempunyai ikatan dengan suatu badan hukum.
11.5. Pengemasan
Untuk pasaran ekspor masing-masing buah Pepaya Malang Segar dibungkus
dengan kantong terbuat dari bahan yang empuk untuk mengcegah cacat karena
benturan selama transportasi.
Buah kemudian dikemas ke dalam kotak karton dengan ujung tangkai menghadap
kebawah. Berat bersih masing-masing kemasan 10 kg berisikan ± 4 s/d 6 buah
Pepaya Malang segar.
Untuk pasaran lokal masing-masing buah pepaya malang segar dibungkus dengan
kertas koran mulai dari ujung tangkai dikemas dalam keranjang bambu atau plastik
dengan berat masing-masing 30 kg berisikan 12 s/d 20 buah Papaya Malang Segar.
Dapat juga digunakan peti kayu.
TTG BUDIDAYA PERTANIAN
Hal. 12 / 12
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II Lantai 6 BPP Teknologi, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tlp. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id
12. DAFTAR PUSTAKA
1) AAK. 1975. Bertanam Pohon Buah-Buahan . Yogyakarta : Kanisius.
2) Suwarno.  Pengaruh Cahaya dan Perlakuan Benih Terhadap Perkecambahan
Benih Pepaya. Dalam Buletin Agricultural Vol. XV No. 3
3) Tohir, Kaslan A. 1978. Bercocok Tanam Pohon Buah-Buahan. Jakarta : Pradnya
Paramita.
Jakarta, Februari 2000
Sumber : Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan, BAPPENAS
Editor : Kemal Prihatman
KEMBALI KE MENU

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar