MENTIMUN

Pupuk Organik
Kontribusi dari Risa
Tuesday, 04 March 2008
Terakhir diperbaharui Wednesday, 26 November 2008




TEKNIK PEMBERIAN PUPUK ORGANIK DAN MULSA


PADA BUDIDAYA MENTIMUN JEPANG










Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan tanaman semusim yang bersifat menjalar dan merambat dengan perantaraan
alat pemegang yang berbentuk spiral. Tanaman mentimun berasal dari bagian utara India, yakni lereng Gunung
Himalaya yang kemudian berkembang ke wilayah mediteran. Di kawasan Asia khususnya Indonesia, mentimun baru
dikenal sekitar 2 abad sebelum masehi. Di Jawa dan Sumatera, mentimun banyak ditanam di dataran rendah (Samadi
2002).









Mentimun Jepang termasuk golongan mentimun hibrida. Mentimun ini mempunyai buah yang panjang, berwarna hijau
tua, daging buah tebal, rasa renyah, dan pengkal buah tidak pahit (Sumpena, 2002). Pertumbuhannya seragam, bunga
betina dan bakal buahnya banyak, dan relatif tahan terhadap penyakit khususnya virus (Purwanto dan Asih, 2001).
Penampilan mentimun Jepang dapat dilihat pada gambar 1.



Budidaya sayuran termasuk mentimun, biasanya menggunakan pupuk organik. Pupuk organik dengan bahan dasar dari
alam dengan jumlah dan jenis unsur hara yang terkandung secara alami. Pupuk organik bermanfaat untuk memperbaiki
kesuburan tanah. Penggunaan pupuk organik juga tidak meninggalkan residu pada hasil tanaman sehingga aman bagi
manusia (Ismawati, 2003).



Berdasarkan bahan dasarnya ada dikenal ada beberapa jenis pupk organik, dan jenis yang sering digunakan dalam
pertanian adalah pupuk kandang dan kompos. Pupuk kandang merupakan hasil fermentasi kotoran padat dan cair
(urine) ternak, seperti sapi, kambing, ayam , kuda dan burung. Kompos merupakan pupuk organik dari hasil pelapukan
organk atau bahan-bahan tanaman seperti jerami, sekam, daun-daunan dan rumput-rumputan yang berasal dari limbah
hayati (Isamawati, 2003).



 



Mulsa juga sering digunakan pada budidaya sayuran. Pemberian mulsa dimaksudkan untuk memperkecil kompetisi
tanaman dengan gulma, menekan pertumbuhan gulma, mengurangi penguapan, mencegah erosi serta
mempertahankan struktur, suhu dan kelembaban tanah (Harist, 2000).



Berdasarkan bahan dan cara pembuatan, mulsa dapat dikelompokkan menjadi 3 : mulsa organik, mulsa anorganik, dan
mulsa sintetis.Mulsa organik berasal dari bahan sisa pertanian, seperti jerami dna daun-daunan. Mulsa anorganik
berasal dari bahan batu-batuan dalam berbagai bentuk dan ukuran, seperti batu kerikil, dan mulsa kimia sintetis bearasal
dari bahan plastik seperti mulsa plastik hitam perak (Harist, 2000).



Website BBPP Lembang
http://www.bbpp-lembang.info BBPP Lembang! Dihasilkan: 27 July, 2009, 10:04
 



Mulsa jerami dapat dimanfaatkan untuk setiap jenis dan tanaman. Karena sifatnya yang mudah lapu, mulsa jerami
banyak diaplikasikan pada tanah yangtelah dieksploitasi berat agar kesuburan tanah pada jangka waktu tertentu dapat
dikembalikan melalui pelapukan mulsa jerami tersebut. Dewasa ini mulsa plastik hitam perak telah diterapkan secara
luas, karena warna perak dapat memantulkan cahaya matahari, sehingga energi cahaya matahari yang diterima oleh
tanaman lebih besar (Harist, 2000). Energi matahari yang diterima tanaman akan mempengaruhi aktifitas fotosintesis;
makin besar energi yang diterima tanaman, makin tinggi aktifitas fotosintesisnya. Percobaan ini bertujuan untuk
mengetahui kombinasi perlakuan pupuk organik dan mulsa pada tanaman mentimun Jepang.



Website BBPP Lembang
http://www.bbpp-lembang.info BBPP Lembang! Dihasilkan: 27 July, 2009, 10:04

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar