KUBIS

BUDIDAYA
TANAMAN KUBIS

Lembar Informasi Pertanian (LIPTAN) BIP Irian Jaya No. 130/93
Diterbitkan oleh: Balai Informasi Pertanian Irian Jaya
Jl. Yahim – Sentani - Jayapura

Nopember 1993                  Agdex: 254

PENDAHULUAN

Tanaman kubis merupakan tanaman sayur-sayuran yang telah banyak diusahakan
para petani di pedesaan Indonesia, karena banyak mengandung vitamin A 200 IU, B
20 IU dan C 120 IU mgr. Vitamin-vitamin ini sangat berperan dalam memenuhi
kebutuhan manusia.

JENIS-JENIS KUBIS 

1.  Kubis Krop (Brassica oleracea L. var. cagitata L)
Daunnya membentuk krop (telur) dan berwarna putih sehingga sering disebut
kubis telur atau kubis putih.

2.  Kubis Kailan (Brassica oleracea L. Var. gennipera D.C)
Daunnya tidak membentuk krop dan berwarna hijau.

3.  Kubis Tunas (Brassica oleracea L. var. gennipera D.C)
Tunas samping dapat membentuk krop, sehingga dalam satu tanaman terdapat
beberapa krop kecil.

4.  Kubis Bunga (Brassica oleracea L. var. bathytis L)
Jenis ini bakal bunganya mengembang, merupakan telur yang berbentuk kerucut
dan berwarna putih kekuning-kuningan yang bunganya berwarna hijau.

SYARAT TUMBUH

1.  Tanaman kubis tumbuh baik pada tanah gembur, mudah menahan air
  (sarang) dan tanah tersebut banyak mengandung humus.
2.  Menghendaki iklim dengan suhu relatif rendah, kelembaban tinggi dan
tumbuh baik pada ketinggian 1000 - 2000 dpl serta beberapa jenis misalnya
KK Cross, KY Cross cocok untuk dataran rendah.

PENGOLAHAN TANAH 

Pencangkulan tanah dilakukan sebanyak 2 kali, pencangkulan pertama sedalam 30
cm, kemudian dibiarkan dahulu untuk mendapat sinar matahari selama 7 - 10 hari.
Baru setelah itu dicangkul untuk kedua kalinya sekaligus diberi pupuk kandang
sebanyak 15 - 20 ton /ha dan dibuatkan bedengan selebar 120 cm, panjang 3 - 5
meter.


PENANAMAN

1.  Tanaman kubis diperbanyak dengan biji. Biji harus disemai terlebih dahulu
dengan ditabur dalam barisan dengan jarak 5 cm. Kebutuhan benih 150 - 300
gr/ha.
2.  Bibit kubis yang telah berumur 1 bulan dipindahkan ke bedengan dengan
jarak 50 x 60 cm.

PEMELIHARAAN

1.   Pemupukan:
Pada waktu berumur 2 dan 4 minggu setelah tanam diberikan pupuk buatan
urea 225 kg/ha, DS 500 kg/ha dan ZK 170 kg/ha.

2.   Gulma:
Penyiangan dilakukan dengan mencabut rumput-rumput atau dengan
menggunakan herbisida.

3.   H a m a:
Hama ulat kubis (Plutella maculipennis), dikendalikan dengan Diazinon atau
Bayrusil 1-2 cc/1 air dengan frekwensi penyemprotan 1 minggu. Sedangkan
ulat kubis (Crocidolonia binotalis) dikendalikan dengan Bayrusil 13 cc/1 air.

4.   Penyakit:
Penyakit busuk akar yang disebabkan  Rhizoktonia sp dapat dikendalikan
dengan bubur Bordeaux atau fungisida yang dianjurkan.

Sedangkan penyakit penting lainnya adalah busuk hitam (Xanthomonas campestris)
dan busuk lunak bakteri  Erwinia carotovora dan penyakit pekung  Phomalincran,
penyakit kaki gajah (Plasmodiophora brassicae) belum dapat diatasi. Bila ada
tanaman yang terserang segera dicabut lalu dibakar.

PANEN DAN PENGOLAHAN HASIL 

Tanaman kubis dapat dipetik kropnya setelah besar, padat dan umur berkisar
antara 3 -  4 bulan setelah penyebaran benih. Hasil yang didapat rata-rata untuk
kubis telur 20 - 60 ton/ha dan kubis bunga 10 -15 ton/ha.
Pemungutan hasil jangan sampai terlambat, karena kropnya akan pecah (retak),
kadang-kadang akan menjadi busuk. Sedangkan untuk kubis bunga, jika terlambat
bunganya akan pecah dan keluar tangkai bunga, hingga mutunya menjadi rendah.




(SP/6/93)

Sumber:   Badan Litbang, 1986
Ringkasan bercocok tanam, tanaman perkebunan dan industri,
buah-buahan dan sayuran.
    BIPP Timor-Timur, 1997 Kubis Telur
 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar