ESTIMASI POPULASI MAKROBENTOS


I.       PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Sejak dahulu kala manusia telah memanfaatkan sungai dalam kehidupan mereka. Tidak dapat dipungkiri bahwa pemanfaatan sungai tersebut harus diimbangi dengan kepedulian terhadap perkembangan keadaan sungai yang mereka menfaatkan. Hal ini membuktikan bahwa manajemen sungai perlu dilakukan. Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam melakukan memanajemen sungai adalah :
1.      Menentukan kegunaan suatu sungai
2.      Menentukan kualitas air sungai agar dapat dimanfaatkan dengan baik.
3.      Memperkirakan efek dari penggunaan sungai yang berlebihan.
4.      Memprekdiksikan efek yang akan terjadi dimasa mendatang jika penggunaan sungai dilakukan dengan cara yang salah.
5.      Mengadakan program percontohan pengindikasian kualitas air sungai.
Langkah-lagkah manajemen sungai tersebut akan lebih sempurna jika didukung dengan berbagai analisis ilimiah, yang meliputi analisis kimia, analisis fisika dan analisis biologi. Dintara tiga analisis tersebut yang paling efektif digunakan dalam pengidentifikasian air sungai adalah analisis biologi,misalnya dengan pemanfaatan metode estimasi makrobentos (gastropoda). Hal ini disebsbkan karena sering kita jumpai keadaan sungai yang dinamis, yang selalu dipengaruhi oleh keadaan sesaat sehingga analisis kimia dan fisika kurang memberikan gambaran sesungguhnya kualitas air sungai.
Sifat hewan bentos yang relatif hidup menetap di perairan merupakan alasan utama pemanfaatan hewan ini dalam petunjuk kualitas perairan. Berbagai macam limbah yang masuk dalam perairan akan mengalami kontak langsung dengan makrobentos, sehingga makrobentos dapat digunakan sebagai cerminan adanya perubahan faktor-faktor lingkungan dari waktu ke waktu .
Sungai dan keberadaan makrobentos sangat berhubungan. Kedalaman sungai, substrat dasar, arus sungai mempengaruhi jumlah individu makrobentos di sungai tersebut, sebaliknya keberadaan makrobentos di suatu daerah sungai daoat mempengaruhi kandungan DO, CO2, BOD, N, dimana makrobentos hidup.
Praktikum ekologi perairan acara I ini dilakukan untuk mengam,ati keberadaan gastropoda di Sungai Kali Kuning. Dalam praktikum ini densitas gastropoda  dideteksi dengan memanfaatkan parameter lingkungan.

B.     Tujuan
1.      Mempelajari penerapan metode tanpa plot (plot less) guna mengestimasi populasi makrobentos.
2.      Mempelajari korelasi antara beberapa tolok ukur lingkungan dengan populasi gastropoda.

C.    Waktu dan Tempat
      Kegiatan praktikum ekologi perairan acara I (ekosistem sungai) dilaksanakan pada :
1.      Praktikum lapangan
Hari                 : Senin
Tanggal           : 14 Maret 2005
Waktu            : pukul 13.30 – 17.00
Tempat            : sungai Kali Kuning
2.      Praktikum laboratorium
Hari                 : Selasa
Tanggal           : 15 Maret 2005
Waktu                         : pukul 07.30 – 08.30 dan pukul 14.00-16.30
Tempat             : Laboratorium Ekologi Perairan Jurusan Perikanan Fakultas  Pertanian









II.    TINJAUAN PUSTAKA


Hewan bentos yang hidup relatif menetap di dasar perairan, merupakan indikator biologi yang baikdalam pengkajian kualitas perairan, karena dengan hidup di dasar perairan maka hewan bentos akan kontak langsung dengan berbagai limbah yang ada pada habitat mereka (Oey, et al 1978). Menurut Rosenberg dan Reshi (1993) hewan bentos yang dapat digunakan sebagai indikator perubahan keadaan lingkungan perairan dikenal sebagai makrozoobentos.
Makro bentos yang merupakan hewan yang sebagian besar atau seluruh siklus hidupnya ada di dasar perairan, maka hewan ini memegang peranan penting di perairan (Odum 1993). Montogna et all (1989) menambahkan bahwa dalam ekosistem petrairan makrobentos berperan besar sebagai salah satu mata rantai penghubung dalam aliran energi dan siklus darin alga planktonik sampai konsumen tibgkat tinggi.
Zoobentos berperan dalam prosesdekomposisi materi organik. Hewan bentos dapat menghancurkan makrofit akuatik yang hidup maupun mati dan serasah yang masuk ke dalam perairan menjadi potongan yang lebih kecil sehingga mempermudah mikroba untuk menguraikannya menjadi nutrien bagi produsen perairan. Menurut Pennak (1978) dan Green and Hubnes (1978) jenis zoobentos dibedakan berdasarkan peranannya dalam perairan maka dibedakan menjadi konsumen primer dan konsumen sekunder atau konmsumen yang menempati tempat lebih tinggi yang merupakan makanan alami ikan.
Zoobentos dapat dikelompokan kedalam mikrozoobentos dan makrozoobentos.. Menurut cummins (1975) makrobentos dapat mencapai ukuran tubuh sekurang-kurangnya 3-5 mm pada saat pertumbuhan maksimum. Berdasarkan keberadaan zoobentos maka Barnes dan Hughes (1999) dan Nybakken (1977) menyatakan bahwa makrobentos yang hidup merayap di dasar perairan disebut epifauna sedangkan yang hidup pada substrat lunak di dalam lumpur disebut infauna.
Kuantitas dari hewan bentos sangat dipengaruhi oleh kulitas air dan substrat tempat hidupnya, hal ini disebabakan karena hewan bentos merupakan organisme dasar perairan. Menurut teori Shelford (Odum 1993) bahwa makrobentos dapat bersifa toleran maupun bersifat sensitif terhadap perubahan lingkungan. Semakin tinggi kisaran toleransi semakin luas penyebaran hewan bentos dan sebaliknya. Kuantitas penyebaran makrobentos dipengaruhi oleh faktor lingkungan baik abiotik maupun biotik. Faktor abiotik lingkungan meliputi faktor fisika dan kimia. Mnurut Hawkes (1978)mengemukakan 14 faktor yang mempengaruhi keberadaan hewan bentos di perairan, 9 diantaranya merupakan faktor penentu kualitas air. Faktor fisika-kimia yang mempengaruhi kehidupan makrobentos adalah penetrasi cahaya, yang mempengaruhi suhu air, substrat dasar, kandungan unsur kimia seperti DO, pH, nutrien. Adapun faktor biologis yang mempengaruhi kehidupan makropbentos adalah interaksi spesis serta pola siklus hidup makrobentos.
Hellwel (1986) , Rosenberg and Wiens (1989), dan Rosenberg and Resh (1993) menyatakan bahwa karateristik ideal dari jenis organisme yang bisa dijadikan sebagai indikator adalah :
a.       Mudah diidentifikasi
b.      Tersebar secara kosmopolit
c.       Kelimpahan dapat dihitung
d.      Variabilitas ekologa dan geneti rendah
e.       Ukuran tubuh relatif besar
f.       Mobolitas terbatas dan masa hidup relatif lama
g.      Karakteristik ekologi diketahui dengan baik
h.      Terintegrasi dengan kondisi lingkungan
i.        Cocok digunakan oada studi laboratorium
Secara global semua anggota dari sebuah komunitas haruslah dipandang sebagai indikator potensial akan kualitas air dan dicantumkan dalam peragaan monitoring biologis. Kelompok yang umumnya dikerahkan sebagai indikator adalah fauna makro invertebrata (makrobentos). Mereka punya banyak karakteristik yang diminta dari organisme indikator (Abel ,1989).
Spesies indikator merupakan organisme yang dapat menunjukkan kondisi lingkungan secara akurat yang juga dikenal dengan bioindikator. Tesky (2002), Via-Norton, A. Maher dan D. Hoffman (2002) membedakan indikator khususnya perairan tawar berdasarkan kualitas perairan adalah :
a.       Indikator untuk perairan yang berkualitas baik.
b.      Indikator untuk perairan yang berkualitas sedang.
c.       Indikator untuk perairan yang berkulitas buruk.

III. METODOLOGI


A.    Alat dan Bahan
a.      Alat
1.      Tongkat (± 0,5 m)
2.      Bola tenis meja
3.      Stop watch atau arloji
4.      Roll meter
5.      Meteran kain atau penggaris
6.      Termometer
7.      Botol oksigen
8.      Erlenmeyer
9.      Gelas ukur
10.  Pipet ukur atau buret
11.  Pipet tetes
12.  Kertas label
13.  pensil
b.      Bahan
1.      Larutan MnSO4
2.      pH meter
3.      Larutan reagen oksigen
4.      Larutan 4% formalin
5.      Larutan indikator MO
6.      Larutan indikator PP
7.      Larutan indikator amilum
8.      Larutan 1/50 N H2SO4
9.      Larutan 1/44 N NaOH
10.  Larutan 1/80 N Na2S2O3
11.  Larutan H2SO4




B.     Cara kerja
1.      Mengambil lokasi perairan (sungai) yang populasi gastropodanya akan diestimasi. Membagi stasiun pengamatan menjadi tiga penggal yaitu : sebelum kota, tengah kota, dan sesudah kota.
2.      Mengambil titik pengambilan cuplikan secara acak dengan cara menancapkan togkat ke dasar perairan.
3.      Mencari gastropoda yang memounyai jarak terdekat dari tongkat yang telah ditancapkan ke dasar perairan.
4.      Mengukur dan mencatat jarak antara gastropoda dengan tongkat.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar