ANALISIS KUALITAS PERAIRAN


I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

            Wilayah perairan baik perairan yang mengalir seperti sungai maupun perairan yang tenang seperti kolam, danau atau waduk memilki beberapa parameter-parameter kualitas perairan. Parameter-parametr tersebut dapat dijadikan indikator kualitas suatu perairan itu baik atau buruk. Parameter ini dapat diukur melalui analisis kimia yang dapat dilakukan di lapangan (tempat dilakukannya praktikum.). Parameter-parameter adalah : DO, CO2 bebas, alkalinitas, kecerahan dan pH.
            Semua parameter diatas harus tetap dalam keadaan seimbang, tidak berlebihan maupun kekurangan agar tetap dapat menunjang berlangsungnya kehidupan dari organisme yang hidup dalam perairan tersebut. Ketidakesimbangan nilai dari tiap parameteryang ada dapat menyebabkan terjadinya gangguan berjalannya siklus hidup pada ekosistem yang ada di dalam perairan tersebut. Contohnya adalah ikan tidak dapat hidup pada pH yang sangat asam maupun yang sangat basa. Ketersediaan DO yang minim juga dapat menyebabkan kematian pada organisme-organisme yang membutuhkannya.
            Berdasarkan penjelasan di atas maka sudah seharusnya kualitas air suatu perairan dipelajari agar kita dapat mengetahui apakah suatu perairan baik atau buruk kualitasnya. Apabila ternyata kualitas airnya buruk maka dapat dilakukan langkah-langkah yang dapat mengembalikan kondisi perairan dengan parameter-parameter yang memilki kadar atau nilai yang seimbang.         
B. Tujuan

1.      Mengetahui parameter kualitas air kolam dan cara pengukurannya.
2.      Mengetahui hubungan parameter fisika, kimia dan biologi dalam kualitas air.





C. Tinjauan Pustaka

            Menurut Wardoyo (1982) ketersediaan oksigen terlarut (DO) dalam air mutlak diperlukan karena unsur ini dibutuhkan dalam proses respirasi pada beberapa organisme. Batas minimum DO untuk kehidupan ikan adalah 2 ppm dan tidak lebih dari 8 jam.
            Menurut Suhardi (1973) CO2 memegang peranan sangat penting di dalam lingkungan perairan. Peran CO2 dalam perairan tersebut yaitu sebagai unsur hara bagi tumbuhan hijau yang berfotosintesis baik fitoplankton maupun tumbuhan tingkat tinggi.
            Menurut Boyd (1979) kadar CO2 akan berkurang karena adanya aktivitas fotosintesis dan kenaikan pH air sedangkan penambahnya berasal dari proses dekomposisi bahan organik, respirasi dan pelapukan batuan karbonat.
            Menurut Riyadi (1984) temperature meningkat mendekati 300 di daerah tropis tidak hanya akan mengurangi jumlah oksigen yang dapat larut di dalam air dan mengurangi suplai kebutuhan oksigen bagi mikroorganisme tetapi sebaliknya justru akan menambah oksigen yang dibebaskan oleh organisme itu sendiri. Penggunaan oksigen yang terus menerus dan berlebihan oleh mikroorganisme dalam sistem air akan menimbulkan timbal balik kadar oksigen terlarut menjadi rendah sampai nol pada beberapa daerah kedalaman. Banyaknya benda-benda suspended yang berlebihan pada permukaan air akan mengganggu transmisi sinar matahari untuk dapat menembus ke dalam air yang diperlukan untuk kehidupan air.











III. METODOLOGI

A. Waktu dan Tempat

Hari/tanggal    : Jumat, 7 Oktober 2005
Waktu             : Pukul 05.30 - 07.00 WIB
Tempat            : Danau Lembah UGM  
                          
B. Alat dan Bahan

1. Alat
a.       Secchi disc
b.      Termometer
c.       Botol oksigen
d.      Erlenmeyer
e.       Gelas ukur
f.       Pipet tetes
g.      Pipet ukur
h.      Ember plastik
i.        Jaring plankton
j.        Kertas label
k.      Penggaris
l.        pH meter
m.    Mikroskop
n.      Botol film
o.      Botol aqua
p.      Sedwgwick rafter counting cell (SR)
q.      Plastik
r.        Hand counter
s.       Salinometer atau refraktometer
t.        Kertas saring
2.      Bahan :
a.       larutan Buffer
b.      larutan H2SO4 pekat
c.       larutan 1/80 N Na2S2O3
d.      larutan indikator amilum
e.       larutan indikator PP
f.       larutan 4% formalin
g.      larutan. MnSO4
h.      larutan reagan oksigen
i.        larutan 1/44 N NaOH
j.        larutan 1/50 N H2SO4
k.      larutan indikator methyl orange
l.        aquades
m.    larutan 1/40 N Na2S2O3
n.      larutan bromcresol green
o.      larutan 1/50N HCl
p.      larutan KMnO4 0,01 N
q.      larutan asam oksalat 0.1 N
r.        larutan H2SO4 6 N
s.       larutan buffer kesadahan
t.        larutan indikator EBT
u.      larutan indikator EDTA

C. Cara Kerja
1.      Kecerahan Air
            a. Memasukan secchi disc ke dalam airsampai tidak dapat batas antara hitam dan                   putih kemudian mencatat kedalamannya (a cm).
            b. Menarik secchi disc ke atas sampai dapat terlihat batas antara hitam dan putih                    kemudian mencatat kedalamannya (b cm).
            c. Menghitung nilai transparansi dengan rumus: a + b/2
2.      Suhu Udara dan Suhu Air
            a. Mengukur suhu udara di lokasi praktikum dengan menggunakan termometer                      dan mencatat suhunya
            b. Mengukur suhu air menggunakan termometer deagan cara memasukkannya ke                   dalam air selama kurang lebih 5 menit lalu membaca dan mencatat suhu air                     yang ditunjukkan oleh termometer tersebut dalam keadaan ujung termometer                       masih tercelup di dalam air.
3.      Derajat Keasaman (pH)
v  Mengambil air secukupnya
v  Memasukkan pH meter ke dalam larutan standar (ph=7) dan kalibrasi pH     tersebut agar menunjukkan nilai pH=7
v  Memasukkan pH meter ke dalam air sample, membiarkannya beberapa menit            hingga nilai pH yang terbaca menunjukkan angka yang stabil. Mencatat nilai pH yang ditunjukkan oleh pH meter
v  Membersihkan bagian ujung pH meter dengan aquades sebelum digunakan untuk mengukur air sampel lainnya.
4.      Kandungan O2 terlarut (Dissolved Oxigen atau DO)
Metode Winkler:
v  Mengambil cuplikan air yang akan diperiksa dengan memasukkan botol oksigen ke dalam air, menutup rapat-rapat jangan sampai timbul gelembung udara.
v  Menambahkan 1 ml MnSO4 dan 1 ml reagen (pereaksi) oksigen ke dalam botol oksigen.
v  Menutup botol oksigen, kemudian menggojok perlahan- lahan dengan car membolak- balik botol hingga reaksi berjalan sempurna.
v  Mendiamkan beberapa saat hingga endapan yang timbul terlihat mengendap sempurna.
v  Membuka tutup botol dan menambahkan 1 ml larutan H2SO4 pekat.
v  Menutup botol, menggojok seperti di atas hingga endapan larut sempurna dan mendiamkan selama beberapa menit (± 10 menit).
v  Mengambil larutan hasil reaksi diatas sebanyak 50 ml dan memasukkan ke dalam erlemeyer 250 ml.
v  Menitrasi dengan larutan 1/80 NanS2O3 sambil erlemeyer digoyang-goyang hingga larutan berwarna kuning.
v  Menambahkan 3 tetes indikator amilum, menggoyang- goyang dan lartan akan berubah menjadi warna biru, kemudian mantitrasi hingga warna biru tepat hilang.
v  Mencatat banyak larutan 1/80 N NanS2O3 yang digunakan untuk titrasi dari awal hingga akhir (= a ml).
Perhitungan:
1 ml 1/80 N NanS2O3 = 0,1 mg O2/l
Kandungan O2 terlarut = 
                        (f) = faktor korelasi= 1 
5.      Kandungan CO2 bebas
Metode alkalimetri 
v  Mengambil cuplikan air yang akan diperiksa dengan caran memasukkan botol oksigen ke dalam air, menutup rapat- rapat dan menjaga jangan sampai timbul gelembung udara.
v  Mengambil cuplikan air sebanyak 50 ml dan memasukkan ke dalam erlemeyer secara perlahan- lahan.
v  Menambahkan 3 tetes indikator Phenolphphtalein (PP)
a.       Jika warna berubah menjadi merah muda (rose), berarti tidak ada kandungan CO2 bebas.
b.      Jika air cuplikan tetap tidak berwarna (bening), maka dititrasi dengan larutan 1/44 N NaOH sambil menggoyang- goyang hingga warna berubah menjadi merah muda.
v  Mencatat banyak larutan 1/44 N NaOH yang digunakan (= b ml)
Perhitungan
1 ml 1/44 N NaOH = 1 mg CO2
Kandungan CO2 =
                  (f) = faktor koreksi = 1
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kualitas perairan dalam hal ini kualitas perairan danau lembah UGM dan kolam Jurusan Perikanan. Beberapa parameter yang digunakan antara lain parameter fisik, kimia dan biologi. Melalui analisis dengan menggunakan ketiga parameter ini dapat diketahui juga hubungan dan korelasi antar parameter sehingga nantinya diharapkan mampu menjadi pengontrol analisis kualitas perairan yang baik dan normal.

A. Pembahasan Per Lokasi

            1. Kolam
Parameter Fisik
a. Suhu udara
   





           

           

            Suhu tertinggi terdapat pada pengamatan pada pukul 10.00 dengan nilainya sebesar 30,50 C dan suhu terendah terdapat pada pukul 18.00 yaitu sebesar 250 C. Intensitas cahaya matahari pada pukul 10.00 hingga pukul 14.00 merupakan yang paling besar sehingga suhu udara pada pukul 10.00 merupakan yang tertinggi. Suhu terendah pada pukul 18.00 disebabkan oleh matahari yang mulai terbenam sehingga intensitas cahayanya juga berkurang yang mengakibatkan suhu pada pukul 18.00 adalah yang terendah.
b. Suhu air
           



           

            Suhu tertinggi terdapat pada pengamatan pada pukul 14.00 dengan nilainya sebesar 30,50 C dan suhu terendah terdapat pada pukul 10.00 yaitu sebesar 280 C. Suhu air tertinggi yang sama dengan suhu udara disebabkan intensitas cahaya matahari pada pukul 10.00 hingga pukul 14.00 merupakan yang paling besar sehingga suhu air pada pukul 14.00 merupakan yang tertinggi karena suhu air terus meningkat hingga pukul 14.00. Suhu air terendah pada pukul 10.00 lebih tinggi dari suhu udara terendah disebabkan oleh matahari yang mulai menyinari perairan sejak pukul 06.00 meningkatkan suhu air hingga didapatlah suhu air terendah yang lebih tinggi dari suhu udara terendah.
c. Kecerahan
           




           
            Kecerahan terbesar pada pukul 10.00 sedangkan yang terendah ada pada pukul 14.00. Kecerahan menggambarkan tingkat kejernihan air untuk dapat menerima cahaya dari sinar matahari. Kecerahan tertinggi pada pukul 10.00 disebabkan oleh intensitas cahaya matahari yang tinggi sehingga kecerahan yang nampak juga cukup besar selain juga karena aktivitas fitoplanktoon yang belum padat dibandingkan dengan pukul 14.00 yang memiliki tingkat kecerahan terendah dikarenakan banyaknya fitoplanktoon yang berfotosintesis sekitar pukul 14.00 sehingga mengakibatkan tingkat kecerahannya terendah.
Parameter Kimia
a. DO
           




           

            Nilai DO terbesar terdapat pada pengamatan pukul 14.00 ketika aktivitas fotosintesis masih berjalan dan mulai berakhir dan merupakan O2 yang terakumulasi dari hasil yang didapat pada pagi hari di saat fotosintesis mulai terjadi. Nilai DO terendah terdapat pada saat pengamatan pukul 18.00 sebab proses fotosintesis sudah berhenti namun penggunaan O2 oleh organisme tetap berjalan sehingga semakin mengurangi kadar yang ada di perairan. Kadar DO normal untuk perairan yang dijadikan daerah pengolahan perikanan tidak boleh kurang dari 4 ppm dan kandungan O2 terlarut yang tidak kurang dari 2 ppm sudah cukup untuk mendukung kehidupan organisme perairan secara normal.
 b. CO2 bebas







           
            Kadar CO2 bebas tertinggi terdapat pada pengamatan pada pukul 06.00 di bagian inlet yaitu sebesar 13 ppm sedangkan yang terendah terdapat pada selang waktu pukul 10.00 hingga 14.00 yaitu 0 ppm. Kadar CO2 tertinggi ini disebabkan oleh kondisi perairan di bagian inlet yang belum berfotosintesis mengingat intensitas sinar matahari pada pukul 06.00 yang belum optimal untuk berfotosintesis sehingga kadar CO2 bebasnya relatif tinggi. Kadar CO2 yang bernilai 0 ppm pada selang waktu pukul 10.00 hingga 14.00 disebabkan karena pada waktu tersebut intensitas cahaya matahari optmal sehingga mendukung proses fotosintesis yang nantinya akan menghasilkan oksigen.
c. Alkalinitas







            Nilai alkalinitas terendah didapatkan pada pengamatan pukul 14.00 yakni sebesar 57,5 ppm pada bagian outlet dan yang tertinggi didapatkan pada pukul 18.00 pada bagian outlet yakni sebesar 138 ppm. Alkalitas merupakan kemampuan perairan untuk menetralisir asam tanpa ikut menurunkan nilai pH. Alkalinitas terendah tersebut disebabkan karena pada pukul tersebut kadar CO2 bernilai 0 ppm sehingga alkalinitasnya juga rendah. Kelarutan CO2 yang cukup tinggi pada pukul 18.00 turut menyebabkan nilai alkalinitas pada pengamatan pukul 18.00 tinggi.
d. pH
           




           


            Nilai pH tertinggi nampak pada pengamatan pukul 10.00 dan yang terendah nampak pada pengamatan pukul 06.00.  Besar kecilnya nilai pH tersebut dipengaruhi oleh proses fotosintesis yang terjadi. Kadar oksigen tinggi yang menurunkan kadar CO2 akan mempengaruhi kadar pH dalam perairan. Hubungan antara kadar pH dengan CO2 adalah berbanding terbalik. Kadar pH akan meningkat hingga bernilai 9-10 pada saat siang hari ketika proses fotosintesis berjalan sangat efektif dan dimana kadar CO2 menurun. CO2  yang berasal dari proses respirasi banyak terdapat diperairan pada malam hingga pagi hari sehingga berakibat kadar pH dalam perairan menurun. 

Parameter Biologi

a. Densitas Plankton
            Besarnya densitas plankton pada pengamatan pukul 10.00 adalah 105 ind/L. Densitas plankton atau kepadatan menunjukkan banyaknya individu yang hidup dalam tiap liter. Semakin tinggi nilai densitasnya maka dapat disimpulkan bahwa kondisi perairan tersebut cukup baik untuk organisme air dapat hidup, begitu pula sebaliknya.
           

            2. Lembah

Parameter Fisik

a. Suhu udara
   




           
           
           
            Suhu tertinggi terdapat pada pengamatan pada pukul 10.00 dengan nilainya sebesar 290 C dan suhu terendah terdapat pada pukul 14.00 dan 18.00 yaitu sebesar 24,50 C. Intensitas cahaya matahari pada pukul 10.00 merupakan yang paling tinggi sehingga





suhu udara pada pukul 10.00 merupakan yang tertinggi. Suhu terendah pada pukul 14.00 dan 18.00 disebabkan oleh kondisi langit yang berawan selang waktu pukul 14.00 hingga 18.00 sehingga suhu terendah kolam terjadi pada pengamatan pukul 14.00 dan 18.00.




b. Suhu air
           






            Suhu tertinggi terdapat pada pengamatan pada pukul 06.00 dengan nilainya sebesar 29,750 C dan suhu terendah terdapat pada pukul 18.00 yaitu sebesar 24,50 C. Nilai suhu tertinggi pada pukul 06.00 menunjukkan bahwa suhu air lebih besar daripada suhu udara, hal ini disebabkan air masih menyimpan suhu panas dari kenaikan suhu yangterjadi pada siang harinya. Suhu terendah pada pukul 18.00 disebabkan oleh matahari yang mulai terbenam sehingga intensitas cahaya yang masuk ke perairan juga berkurang yang mengakibatkan suhu air pada pukul 18.00 adalah yang terendah.
c. Kecerahan
           




           


           
            Kecerahan terbesar pada pukul 14.00 sedangkan yang terendah ada pada pukul 10.00. Kecerahan menggambarkan tingkat kejernihan air untuk dapat menerima cahaya dari sinar matahari. Kecerahan tertinggi pada pukul 14.00 disebabkan oleh intensitas



cahaya matahari yang tinggi sehingga kecerahan yang nampak juga cukup besar selain juga karena aktivitas fitoplanktoon yang telah berkurang dibandingkan pukul 10.00 yang memiliki tingkat kecerahan terendah dikarenakan banyaknya fitoplanktoon yang berfotosintesis sejak pukul l0.00 saat intensitas cahaya matahari mulai meningkat dan banyak dibutuhkan oleh fitoplankton untuk melakukan proses fotosintesis sehingga mengakibatkan tingkat kecerahannya pada pukul 10.00 adalah yang terendah.

Parameter Kimia
a. DO
           







           
            Nilai DO terbesar terdapat pada pengamatan pukul 10.00 yakni sebesar 14,3 ppm di bagian inlet ketika aktivitas fotosintesis mulai berlangsung karena salah satu hasil akhir fotosintesis adalah oksigen. Kondisi perairan yang agak terbuka juga turut mempengaruhi intensitas cahaya yang masuk sehingga proses fotosintesis yang membutuhkan cahaya matahari juga optimal dan pada akhirnya nanti menghasilkan oksigen yang melimpah. Nilai DO terendah terdapat pada saat pengamatan pukul 06.00 sebab proses fotosintesis belum berlangsung namun penggunaan O2 oleh organisme tetap berjalan sehingga semakin mengurangi kadar yang ada di perairan. Kadar DO normal untuk perairan yang dijadikan daerah pengolahan perikanan tidak boleh kurang dari 4 ppm dan kandungan O2 terlarut yang tidak kurang dari 2 ppm sudah cukup untuk mendukung kehidupan organisme perairan secara normal.


b. CO2 bebas









            Kadar CO2 bebas tertinggi terdapat pada pengamatan pada pukul 18.00 di bagian inlet sedangkan yang terendah terdapat pada pukul 14.00 dengan perbedaan antara CO2 bebas inlet dengan outlet yang bervariasi. Kadar CO2 tertinggi ini disebabkan oleh kondisi yang tidak mungkin lagi untuk berfotosintesis sehingga yang meningkat adalah kadar CO2 bebasnya. Hasil pengamatan juga banyak menunjukkan nilai CO2 adalah 0 karena pada waktu tersebut sedang berlangsung proses fotosintesis yang menghasilkan oksigen.
c. Alkalinitas






           

            Nilai alkalinitas terendah didapatkan pada pengamatan pukul 18.00 yakni sebesar 65 ppm di bagian outlet dan yang tertinggi didapatkan pada pukul 10.00 pada bagian inlet yakni sebesar 154 ppm. Alkalitas merupakan kemampuan perairan untuk menetralisir asam tanpa ikut menurunkan nilai pH. Alkalinitas terendah tersebut disebabkan karena pada pukul tersebut kadar CO2 di bagian outlet bernilai 0 ppm sehingga alkalinitasnya juga rendah. Kelarutan CO2 yang cukup tinggi pada pukul 10.00 turut menyebabkan nilai alkalinitas pada pengamatan pukul 10.00 tinggi.
d. pH
           





           
           
            Nilai pH tertinggi nampak pada pengamatan pukul 14.00 dan yang terendah nampak pada pengamatan pukul 06.00.  Besar kecilnya nilai pH tersebut dipengaruhi oleh proses fotosintesis yang terjadi. Kadar oksigen tinggi yang menurunkan kadar CO2 akan mempengaruhi kadar pH dalam perairan. Hubungan antara kadar pH dengan CO2 adalah berbanding terbalik. Kadar pH akan meningkat hingga bernilai 9-10 pada saat siang hari ketika proses fotosintesis berjalan sangat efektif dan dimana kadar CO2 menurun. CO2  yang berasal dari proses respirasi banyak terdapat diperairan pada malam hingga pagi hari sehingga berakibat kadar pH dalam perairan menurun. 
Parameter Biologi
a. Densitas Plankton
            Besarnya densitas plankton pada pengamatan pukul 10.00 adalah 102 ind/L. Densitas plankton atau kepadatan menunjukkan banyaknya individu yang hidup dalam tiap liter. Semakin tinggi nilai densitasnya maka dapat disimpulkan bahwa kondisi perairan tersebut cukup baik untuk organisme air dapat hidup, begitu pula sebaliknya






B. Pembahasan Umum

            Vegetasi serta kondisi daerah pengamatan yang berbeda antara kolam dan lembah menyebabkan adanya perbedaan antara nilai-nilai parameter yang dihitung, baik itu suhu udara, suhu air, tingkat kecerahan, DO, CO2, alkalinitas, pH dan densitas plakton.
            Hasil pengamatan yang diperoleh menunjukkan bahwa kualitas perairan yang ada di lembah dan yang ada di kolam memiliki nilai parameter yang berbeda. Nilai parameter fisik seperti suhu udara, suhu air dan tingkat kecerahan pada kedua lokasi pengamatan tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Hal ini dapat disebabkan oleh jarak anatara kedualokasi yang tidak terlalu jauh sehingga nilai dari beberapa parameter fisiknya juga nampak tidak begitu berbeda.
            Nilai parameter kimia yang didapat pada hasil pengamatan di lembah dan kolamm memiliki perbedaan nilai yang cukup signifikan karena parameter-parameter kimia tersebut saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain sehingga didapatlah hasil pengamatan analisis kualitas perairan pada parameter kimia dengan nilai yang bervariasi. Jadi, beberapa nilai parameter kimia tersebut menentukan baik atau tidaknya kualitas air tesebut.
            Parameter biologi yang digunakan adalah besarnya nilai densitas dan diversitas plankton yang ada pada kedua perairan tersebut, lembah dan kolam. Nilai densitas plankton pada kolam dan lembah tidak begitu berbeda jauh. Semakin besar densitas suatu plankton berarti kualitas perairan tersebut juga bagus. Begitu juga nilai diversitas plankton berbanding lurus dengan kualitas perairan, semakin tinggi diversitas maka semakin baik pula kualitas perairannya juga sebaliknya.
            Hasil pengamatan di dua lokasi berbeda tersebut masih menunjukkan kualitas perairan yang cukup baik untuk digunakan sebagai tempat budidaya ikan. Hal tersebut dapat terlihat melalui hasil pengamatan pada parameter fisik, kimia dan biologi yang telah dilakukan pada kedua perairan tersebut.




IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

            1. Adanya hubungan antara tiap parameter yang diukur seperti : hubungan
                berbanding terbalik antara CO2 dan pH serta hubungan timbal balik antara O2                     dengan CO2.
            2. Besarnya penetrasi sinar matahari mempengaruhi kadar parameter baik fisik                        maupun kimia.
            3. Suhu yang rendah akan mempengaruhi kadar parameter kimia seperti : kadar                      CO2, pH dan alkalinitas.
            4. Aktivitas fotosintesis yang dilakukan oleh fitoplankton dipengaruhioleh                                         intensitas cahaya dengan perbandingan lurus.
            5. Suhu udara terendah sebesar 24,50 C di lembah dan tertinggi 30,50 C di kolam.
            6. Suhu air terendah sebesar 24,50 C di lembah dan tertinggi 30,50 C di kolam.
            7. Kecerahan terendah sebesar 34,5 cm di lembah dan tertinggi juga di lembah                       yakni sebesar 40,25 cm.
            8. DO terendah sebesar 2,4 ppm di kolam dan tertinggi 16,5 ppm juga di kolam.
            9. CO2 terendah sebesar 0 ppm di kolam dan lembah serta tertinggi yakni sebesar                   13 ppm juga di kolam dan lembah.
            10. Alkalinitas terendah sebesar 65 ppm lembah dan tertinggi 138 di kolam
            11. Densitas plankton memberikan pengertian mengenai produktivitas suatu                             perairan

B. Saran

1. Praktikum harus dilaksanakan dengan tepat waktu, cermat tetapi cepat mengingat alokasi waktu yang sangat terbatas
2. Analisis kualitas air serta kinerja yang dilakukan praktikan harap mendapat perhatian dari asisten agar tidak terjadi kesalahan sehingga tidak perlu dilakukan pengulangan.

 DAFTAR PUSTAKA

Boyd, Claude E. and Lichcoppler. 1980. Water Quality Management in Pound Fish           Culture. Elsevier Science Publishing Co. Inc. New York.
Riyadi, S. 1984. Pencemaran Air Seri Lingkungan Dasar-dasar dan Pokok            Penanggulannya. Karya Anda. Surabaya.
Suhardi. 1973. Kultur Ikan Air Tawar. Direktorat Jenderal Perikanan. Jakarta.
Wardoyo, T.H. Soepomo. 1982. Penelolaan Kualitas Air Bagian Aquakultur. Fakultas       Perikanan IPB. Bogor.
   

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar