Tinjauan Pustaka
Rhodophyta menurut Vashita (1984), dibagi menjadi satu kelas yaitu rhodophyceae. Kromatofornya mengandung klorofil a, karoten dan xanthophyl; mempunyai ficoerithrine dan fikosianin yang menyebebkan warna merah; cadangan makanan berupa tepung florida.
Rhodophyta dibagi menjadi dua subkelas yaitu bangioideae dan florideae. Florideae mempunyai sel yang berhubungan satu sama lain yang dihubungkan oleh benang-benang sitoplasma, sedang bangioideae tidak demikian. Bangioideae mempunyai sel yang banyak, tubuh berbentuk filamen atau lembaran, terdiri dari satu bangsa (bangiales) dan marga poryphyra (Pandey, 1995).
a) Amphiroa sp.
Thalllus berkapur mengandung Ca, mempunyai banyak percabangan, subdichotom, bagian ujung ada lancipnya kadang trichotom, intergenicula memanjang terpisah dengan genicula (ruas) yang mencolok. Thallus membentuk hamparan setinggi 2-4 cm. Spesies ni melimpah di zona intertidal atas yang terisolasi atau tempat terbuka dan pada teluk kecil kedalaman 7 m, tumbuh menempel pada dasar pasir di rataa pasir atau menempel pada substrat dasar lainnya di dasar lamun. Persebarannnya banyak terdapat di daerah tropis, di Indonesia banyak ditemukan di sepanjang perairan pantai (www.iptek.net.id).
b) Gellidium sp.
Gigartina sp.
Alga ini hidup menempel pada batu di rataan terumbu, terutama di tempat yang mash tergenang air pada saat air surut terendah (Kasjian 2001).
Gigartina adalah suatu genus yang banyak anggotanya (kurang lebih 90 spesies) dan sejumlah dari mereka dapat diunakan sebagai bahan mentah karageenan, sebagai contoh Gigartina stellatai (www.iptek.net.id).
Cara Kerja
1) Tulis klasifikasi jenis-jenis algae anggota rhodophyceae yang tersedia.
2) Perhatikan morfologi dan anatominya. Pada Gigartina sp. yang kita lihat merupakan tetrasporofit atau gametofitnya?
3) Gambar, dan beri keterangan dan tulis deskripsi singkat masing-masing sediaan.
Hasil Pengamatan
(Terlampir)
Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal : Senin, 4 Oktober 2004
Pukul : 13.30 – 16.00 WIB
Pembahasan
a) Acanthopora sp.
Thallus silindris, berduri lonjong runcing dan rapat yang terdapat di hamper seluruh permukaan thali. Percabangan tidak teratur, gembal merimpun di bagian atas rumpun dengan warna coklat tua. Rumpunnya dapat mencapai tinggi sekitar 15 cm (www.iptek.net.id).
Alga ini berwarna coklat tua, dengan warna thali coklat kehijauan sampai ungu. Tubuhnya silindris, berdiri tegak dan sedikit bercabang. Thali-nya berbentuk seperti jarum yang bertindak sebgai assimilator yang berperan dalam proses fotosintesis. Alga ini diolah oleh manusia sebagai bahan makanan, yaitu sebagai bahan pembuat agar-agar dan merupakan sumber karageenan untuk pasta. (www.indoocean.com).
Karageenan diberi nama berdasarkan persentase kandungan ester sulfatnya: Kappa : 25-30%, Iota : 28-35%, dan Lambda : 32-39%. Larut dalam air panas (70ºC), air dingin, susu dan larutan gula, sehingga sering digunakan sebagai pengental/penstabil pada berbagai minuman atau makanan (www.kompas.com).
Karageenan dapat diaplikasikan pada berbagai produk sebagai pembentuk gel atau penstabil, pensuspensi, pembentuk tekstur emulsi dll. Terutama pada produk-produk jeli, jamu, saus, permen, sirup, peding, dodol, salad dressing, gel ikan, produk susu, dll. Bahkan juga untuk industri kosmetik, tekstil, cat, obat-obatan, pakan ternak, dll (www.suaramerdeka.com)
b) Laurencia sp.
Alga ini mempnyai warna hijau tua sampai kemerahan karena adanya pigmen fikoeritrin. Alga ini merupakan bahan makanan sebagai bahan pembuat agar-agar karena kandungan serat dan karbohidratnya yang tinggi. Agar-agar paling banyak digunakan sebagai hidrokoloid, terutama pada pangan, farmasi dan kosmetik. Bidang mikrobiologi dan bioteknologi lebih banyak menggunakan agar-agar dengan kemurnian yang tingi, yang hanya dapat dipenuhi oleh produk impor, bahkan media pertumbuhan mikroorganisme dan preparasi kultur jaringan pun, menggunakakn agar-agar impor yang sangat banyak (www.iptek.net.id).
c) Amphiroa sp.
Thallus berkapr mengandung Ca, thallus membentuk hamparan setinggi 2-4 cm. Spesies ini melimpah di zona intertidal atas yang terisolasi atau tempat terbuka dan pada teluk kecil kedalaman 7 m, tumbuh menempel pada dasar pasir atau menempel pada substrat dasar lainnya di dasar lamun. Sebarannya pada perairan luas. Persebarannya banyak terdapat di daerah tropis, di Indonesia banyak ditemukan di sepanjang perairan pantai, dalam dunia kesehatan banyak dimanfaatkan sebagai bahan anti mikrobia (www.iptek.net.id).
d) Gellidium sp.
Tanaman membentuk jumbaian dan melekat kuat pada substrat. Thali pipih dan kompak, warna merah darah sampai merah hati. Percabangan utama alternate dengan anak cabang pinnate (menyirip), yakni berderet di bagain sisi berlawanan dari cabang utama dengan ukuran anak cabang teratur memendek ke arah puncak atau ujung. Gellidium sp. umumnya tumbuh di tempat-tempat perairan pantai yang berhadapan dengan ombak yang keras. Melekat erat pada karang mati, batu gamping atau batu vulkanis. Salinitas air umumya tinggi antara 32-35 permil. Perairan jernih dengan kedalaman antara 10-250 cm dari permukaan air laut (Sulistidjo, 1987).
Gellidium sp. merupakan alga yang mempunyai nilai ekonomis yang penting karena ekstrak alga ini dapat dibuat agar-agar yang secara luas telah dimanfaatkan sebagai medium dan pembiakan bakteri dan organisme lain. Selain itu, dalam dunia kesehatan dapat digunakan sebagai obat anti bakteri dan anti viral (www.iptek.net.id).
e) Gigartina sp.
Alga ini hidup menempel pada batu di rataan terumbu, terutama di tempat-tempat yang masih tergenang air pada saat air surut rendah. Substansi thali lunak seperti gel dan tipis dengan warna ungu. Thali-nya membentuk lembaran (disebut lamina atau blade) dengan percabangan yang rimbun, simple (biasa). Di permukaan thali terdapat sisticarp yang jelas kelihatan berupa bintilan dan spermatogonianya mengumpul pada ujung percabangan thali. Jenis alga ini dalam dunia kesehatan dimanfaatkan sebagai bahan anti bakteri dan bahan anti tumor. Alga ini juga kaya akan asam folat dan asam folinat (www.iptek.net.id).
Kesimpulan
1) Rhodophyta memiliki warna dominan merah karena terdapat pigmen yang dominan adalah r-fikoeritrin ditambah pigmen lain seperti klorofil a dan d, β karoten, fikobiloprotein, floriden, dan fikosianin. Tidak mempunyai gelembung udara.
2) Kelas Rhodophyceae (alga merah) antara lain Amphiroa sp., Gigartina sp., Acanthopora sp., Laurencia sp., dan Gellidium sp.
Daftar Pustaka
________. 2003. Alga Merah. http://www.iptek.net.id/ind/cakra_alga/alga_adx.php?alga=merah&id. Diakses Tanggal 3 Oktober 2004.
________. 2003. Rumput Laut. http://www.indoocean.com/d_usaha/industri/teknologi%20Rumput%20Laut.htm-29k rumah. Diakses Tanggal 1 Oktober 2004.
________.2003. Pemanfaatan Rumput Laut. http://www.kompas.com/kompas-cetak/0208/08/iptek/algi 10.htm. Diakses Tanggal 6 Oktober 2004.
________. 2003. Rumput Laut. http://www.suaramerdeka.com/harian/0208/03/ragam 1.htm - 9k. Diakses Tanggal 6 Oktober 2004.
Kasijan Romimohtarto, Sri Juwana. 2001. Biologi Laut : Ilmu Pengantar Tentang Biologi Laut. Jakarta : Djambatan.
Nybbaken, James W. 1992. Biologi Laut : Suatu Pendekatan Ekologis. Alih Bahasa : Dr. H. Muhammad Eidman Msc.dkk. Jakarta : PT Gramedia.
Sulistisjo. 1987. Budidaya Rumput Laut Sebagai Upaya Pendayagunaan Sumber Daya Laut Secara Lestari. Jakarta : Makalah Seminar Laut Nasional Ke II 2-30 Juli 1981.
Vashita, B. R. 1984. Botany For Degree Student Part I. New Delhi : Algae Scandal and Company Ltd.

























0 komentar:
Posting Komentar